Arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara harfiah adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu.” Semboyan ini adalah moto negara Indonesia yang mencerminkan keragaman budaya, etnis, dan agama di negara tersebut, namun tetap menunjukkan persatuan dan kesatuan. Moto ini tertulis pada lambang negara, Garuda Pancasila, dan berfungsi sebagai pengingat pentingnya toleransi dan kerukunan di tengah perbedaan.
Sejarah dan Asal Usul
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang terdapat dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, seorang pujangga terkenal pada masa Majapahit. Dalam konteks sejarah, semboyan ini menggambarkan nilai-nilai persatuan di tengah keberagaman yang sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.
Makna Filosofis dan Sosial
Secara filosofi, semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, negara ini tetap satu kesatuan yang harmonis. Sosialnya, semboyan ini menjadi landasan bagi kebijakan pemerintah dan masyarakat untuk menghormati perbedaan dan menjaga persatuan.
Peran dalam Identitas Nasional
Bhinneka Tunggal Ika memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional Indonesia. Semboyan ini menguatkan rasa persatuan di kalangan masyarakat yang beragam dan menjadi dasar bagi pendidikan kewarganegaraan serta integrasi sosial.
Kesimpulannya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah simbol yang kuat dari keberagaman yang terintegrasi dalam satu kesatuan. Melalui semboyan ini, Indonesia mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, semua elemen bangsa dapat hidup berdampingan secara harmonis dalam bingkai persatuan.